Selasa, 12 Oktober 2010

pemain muda indonesia berhasil gilas maladewa


Pemain-pemain muda unjuk gigi ketika tim nasional Indonesia menundukkan Maladewa 3-0 pada laga persahabatan di Stadion Siliwangi, Bandung, Selasa 12 Oktober 2010.

Setelah dilumat Uruguay 7-1 di laga persahabatan, Jumat 8 Oktober 2010, Indonesia berhasil bangkit saat melawan Maladewa. Meski kurang meyakinkan, setidaknya ada yang menggembirakan dari penampilan tim Merah Putih, yakni
menonjolnya pemain-pemain muda.

Oktovianus Maniani membuka keunggulan Indonesia pada menit ke-31 usai memanfaatkan umpan silang Boaz Solossa. Namun, hingga jeda babak pertama Indonesia gagal menambah keunggulan.

Di awal babak kedua, tempo permainan tidak berubah dan Indonesia masih mengontrol jalannya pertandingan. Namun sama seperti babak pertama, anak asuh Alfred Riedl ini kesulitan menembus pertahanan Maladewa.

Menit-53, Indonesia mendapatkan peluang emas untuk membobol gawang Maladewa ketika Oktovinus Maniani menusuk dari sayap kanan. Sayangnya, Okto telat mengirim umpan kepada Tony Sucipto yang datang dari lini kedua.

Empat menit kemudian, giliran Jaya Teguh Angga yang membuang peluang emas. Masuk menit ke-56 menggantikan Boaz Solossa yang mengalami cedera engkel, Jaya gagal memanfaatkan umpan silang matang Bambang Pamungkas di mulut gawang.

Okto kembali mendapatkan peluang menit ke-65 ketika umpan silangnya justru mengarah ke gawang. Dengan susah payah kiper Maladewa, Mohamed Imran melakukan penyelamatan untuk memblok bola dan menghasilkan sepak pojok.

Di pertengahan babak kedua, pelatih Alfred Riedl memutuskan untuk memasukkan Yongki Aribowo menggantikan Bambang Pamungkas pada menit ke-69. Dan hal itu membuahkan hasil positif.

Lima menit kemudian, Yongki berhasil menggandakan keunggulan Indonesia. Berawal dari upaya Firman Utina menusuk pertahanan Maladewa, Yongki kemudian melepaskan tendangan keras. Kiper Mohamed Imran sebenarnya mampu memblok tendangan striker Arema FC tersebut, namun bola tetap masuk ke gawang.

Tendangan bebas Maman Abdurrahman pada menit ke-87 belum menemui sasaran. Indonesia akhirnya melengkapi kemenangan melalui gol Tony Sucipto menit ke-90 melalui umpan silang Yongki.

Susunan Pemain
Indonesia: Markus Haris; Beny Wahyudi (Yesayas Desnam, 80'), Nova Arianto, Maman Abdurrahman, M Nasuha (Slamet Riyadi, 79'); Ahmas Bustomi, Tony Sucipto, Firman Utina, Oktovianus Maniani (Ambrizal, 85'); Boaz Salossa (Jaya Teguh Angga, 56'), Bambang Pamungkas (Yongki Aribowo, 69').

Maladewa: Mohamed Imran; Thasneem Mohamed, Abdul Ghani Akram, Abdulla Ahmed, Abdulla Ibrahim; Umair Mohamed (Ahmed Safiu, 78'), Arif Mohamed, Fazeel Ibrahim, Naseer Mukhthar (Hussain Niyaz, 68'); Ashfaq Ali (Fasir Ali, 93'), Nafiu Ali (Muaz Abdulla, 84').

bussines war antara taiwan dan indonesia berlanjut




Rupanya tidak hanya mi instan yang tak bisa masuk Taiwan lantaran mengandung bahan pengawet. Gula merah dan permen merek tertentu dari Indonesia juga dilarang masuk Taiwan. Tudingannya sama saja, yaitu mengandung bahan berbahaya.

“Untuk gula merah ditemukan mengandung pemutih sehingga tidak bisa masuk Taiwan,” kata Bambang Mulyatno, Kepala Bidang Perdagangan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) untuk Taipei di sela-sela rapat kerja di Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (11/10/2010). Adapun untuk permen, pihak Departemen Kesehatan Taiwan juga menemukan adanya bahan berbahaya yang tidak bisa dikonsumsi oleh masyarakat Taiwan.

Temuan kandungan pemutih pada gula merah dan permen yang bermasalah tersebut pernah terjadi sebelumnya. Langkah penyelesaiannya, kedua negara tengah melangsungkan tahap konsultasi. “Mereka (otoritas berwenang Taiwan) sudah kirim pertanyaan dan juga sudah kami jawab. Baru sebatas tanya-jawab seperti ini yang dilakukan,” ungkap Bambang yang datang ke Indonesia untuk menghadiri rapat kerja di DPR tersebut.

Untuk menghadapi tudingan Taiwan ini, Bambang mengimbau produsen makanan dan minuman agar mengatur barisan. Ia juga meminta agar pelaku usaha pro-aktif dan mau saling bekerja sama untuk menyelesaikan kasus temuan bahan berbahaya pada makanan yang diekspor ke Taiwan tersebut.

“Dibutuhkan keseriusan, termasuk produsen dan asosiasi juga, serta pihak yang berkompeten untuk menindaklanjutinya,” ungkap Bambang.

malaysia tak patuhi batas topografi



Topograf Kodam (Topdam) XII Tanjungpura, Letkol Rustandy Zainal Abidin, menyatakan Malaysia tak mematuhi batas topografi di berbagai titik. Diantaranya batas Tanjung Datu, Paloh, hasil penegasan batas tidak sesuai dengan perjanjian Belanda-Inggris pada 1891.

Titik-titik lain juga bermasalah seperti, Gunung Raya, Gunung Jagoi-Sungai Buah, Batu Aum, serta titik D 400.

"Malaysia tak mengikuti garis batas antara Gunung Raya I dan II. Padahal bersesuaian dengan konvensi 1928," terang Letkol Rustandy Zainal Abidin, saat sosialisasi wilayah perbatasan, Selasa (12/10), di Pendopo Bupati Sambas, Kalimantan Barat.

Jika garis batas tersebut hilang, maka jelas merugika Indonesia. Sambas yang memiliki batas negara sekitar 97 km, lanjutnya, harus selalu dipantau dari segala kemungkinan ancaman.

Bupati Sambas, Burhanuddin A Rasyid, mengakui telah beberapa kali terjadi gangguan di garis batas negara.

"Pernah batas di Paloh, pohon-pohonnya dicat merah oleh Malaysia, sebagai tanda wilayah mereka," terang Bupati.

Pemkab segera memerintahkan, sebagian pohon dicat putih, sehingga menjadi merah-putih, warna bendera Indonesia. Terjadi juga pemagaran oleh Malaysia di wilayah Indonesia, namun segera dirobohkan oleh pemkab.

"Ternyata mereka mencoba-coba, kita ambil tindakan mereka tak bunyi. Jika tidak, pasti terus lanjut," ujar Burhanuddin A Rasyid.

Wilayah perbatasan, lanjutnya, terbukti menjadi lokasi peredaran uang palsu, serta masuknya narkoba transnasional. (dasa novi gultom)

Minggu, 10 Oktober 2010

fakta rekayasa bibit chandra



Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali (PK)Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKPP) dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah, oleh Mahkamah Agung (MA). Kasus dugaan penyalahgunaan wewenang Bibit dan Chandra bisa lanjut ke pengadilan.

Menurut Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Diansyah, ada sembilan bukti rekayasa dalam kasus yang menimpa Bibit dan Chandra itu. Sembilan bukti itu kemudian diklasifikasi menjadi empat fakta rekayasa.

Hal ini diungkapkan Febri Diansyah dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu 10 Oktober 2010. Rekayasa pertama terkait pasal pemerasan.
Namun, kata Febri, pasal ini telah diklarifikasi oleh tim delapan dan putusan pengadilan tindak pidana korupsi terhadap pengusaha Anggodo Widjojo. Anggodo divonis bersalah atas percobaan penyuapan kepada pimpinan KPK.

"Anggodo yang inisiatif melakukan suap," kata Febri. Kedua, rekayasa terlihat dalam kronologi waktu penyuapan. Namun rekayasa kronologi penyuapan ini telah dibantah melalui kesaksian Putranefo Prayugo, Edy Sumarsono, dan Ari Muladi dalam persidangan Anggodo Widjojo.

Putranefo pada sidang tanggal 8 Agustus 2010 memberikan keterangan telah mengetik kronologi 15 Juli 2009 atas permintaan Anggodo. Dalam kesaksian Edy Sumarsono tanggal 8 Juni 2010, Edy juga menjelaskan diminta Anggodo seolah-olah KPK melakukan pemerasan. Sedangkan dalam kesaksian Ary Muladi tanggal 22 Juni 2010, dijelaskan bahwa Anggodo yang menyiapkan kronologi 15 Juli 2009.

Febri melanjutkan, rekayasa ketiga terlihat dengan tidak adanya bukti rekaman percakapan sebanyak 64 kali antara Direktur Penyidikan KPK Ade Rahardja dengan Ary Muladi. "Fakta pengadilan Mabes Polri gagal memenuhi perintah pengadilan. Bahkan Call Data Record (CDR) pun tidak dapat dipenuhi," jelas Febri.

Rekayasa keempat dalam hal penyerahan uang. Berdasarkan kronologi 15 Juli, disebutkan penyerahan uang dilakukan kepada Bibit di Hotel Belagio, Jakarta, pada 15 Agustus 2008. Namun waktu itu Bibit sedang dalam kunjungan kerja ke Peru pada 12 - 15 Agustus 2009. "Ada bukti foto dan kesaksian staf-staf KPK," ucap Febri.

Hal berbeda terlihat dalam penyerahan uang kepada Chandra. Disebutkan Chandra menerima uang pada 15 April 2009 di Pasar Festival Kuningan, Jakarta. Namun saat itu Chandra tidak berada di Pasar Festival. "Kesaksian Ary Muladi pun menyebutkan tidak pernah memberikan uang kepada pimpinan KPK," kata Febri.

marzuki alie kembali melakukan "blunder"

 

Mosi tidak percaya yang diajukan sebagian besar anggota Komisi III DPR terhadap pimpinannya adalah wajar. Hal tersebut dikatakan peneliti Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK), Donald Rofiandri menanggapi pertemuan tertutup yang dilakukan para pimpinan DPR dengan calon Kapolri Komjen Timur Pradopo menjelang uji kelayakan.

Ia menjelaskan, kalau mosi tidak percaya mau dibawa ke Badan Kehormatan DPR maka harus menempuh mekanisme baru. Yaitu pengaduan atas dasar identifikasi pelanggaran kode etik oleh kelima pimpinan DPR.

Menurutnya tindakan pimpinan DPR sendiri memang tidak lazim. Yang jadi persoalan adalah inisiator dari pertemuan itu adalah dari DPR sendiri. Kalaupun dikatakan hanya silaturahmi menjadi rentan untuk dipersoalkan.

''Bayangkan kalau di dalam proses pertemuan tertutup itu, pimpinan mengambil keputusan yang mengatasnamakan DPR, itu rentan pengunaan kekuasaan,'' kata Donald ketika ditemui di restoran Bumbu Desa, Cikini Jakarta Pusat (Minggu, 10/10).

Ia menambahkan untuk pimpinan DPR hal ini baru sekali terjadi tetapi kalau untuk Ketua DPR Marzuki Alie ini adalah blunder yang kesekian kalinya.

penggemar sepak bola indonsia minta nurdin halid turun

Suporter Indonesia bereaksi keras saat timnas dipermalukan Uruguay 1-7 dalam laga uji coba di Stadion Gelora Bung Karno, Jumat (8/10/2010). Pada sebagian besar pertandingan itu, Mereka terus meneriakkan agar Ketua Umum PSSI Nurdin Halid turun dari jabatannya selama pertandingan tadi.

Indonesia sempat melambungkan harapan besar ketika Indonesia mampu unggul terlebih dulu lewat Boas Solossa pada menit ke-17. Namun, Uruguay mampu membalikkan keadaan menjelang turun minum. "La Caleste" mampu unggul 2-1. Di babak kedua, Uruguay mampu bangkit. Gawang Markus Horison berhasil dibobol lima gol.

Setiap gawang Markus kebobolan, pendukung Indonesia meneriakkan Nurdin Halid turun. "Nurdin turun..Nurdin turun..," seru penonton.

Penonton seperti berharap kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang hadir menyaksikan laga tersebut bisa melengserkan Nurdin karena tak mampu memberikan prestasi kepada Indonesia

berikut contoh kasus orang nomer 1 di pssi sekarang ini tersebut:

-Nurdin Halid (lahir di Watampone, Sulawesi Selatan, 17 November 1958; umur 51 tahun) adalah seorang pengusaha dan politikus Indonesia. Ia adalah Ketua Umum PSSI dan pernah menjadi anggota DPR-RI dari partai Golkar pada tahun 1999-2004.

Pada 16 Juli 2004, dia ditahan sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan gula impor ilegal.
Ia kemudian juga ditahan atas dugaan korupsi dalam distribusi minyak goreng. Hampir setahun kemudian pada tanggal 16 Juni 2005, dia dinyatakan tidak bersalah atas tuduhan tersebut oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan dibebaskan. Putusan ini lalu dibatalkan Mahkamah Agung pada 13 September 2007 yang memvonis Nurdin dua tahun penjara.
Ia kemudian dituntut dalam kasus yang gula impor pada September 2005, namun dakwaan terhadapnya ditolak majelis hakim pada 15 Desember 2005 karena berita acara pemeriksaan (BAP) perkaranya cacat hukum.
Selain kasus ini, ia juga terlibat kasus pelanggaran kepabeanan impor beras dari Vietnam dan divonis penjara dua tahun 6 bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 9 Agustus 2005.

Tanggal 17 Agustus 2006 ia dibebaskan setelah mendapatkan remisi dari pemerintah bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia.

tokoh nasinal silaturahmi untuk atasi masalah negeri ini

Sejumlah tokoh nasional melakukan pertemuan silaturahmi untuk membicarakan berbagai masalah bangsa. Silaturahmi itu digagas Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin di kantornya, kawasan Menteng Jakarta Pusat.

Selain Din Syamsuddin, acara dihadiri sejumlah tokoh seperti Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua MK Mahfud MD, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Silaturahmi Tokoh Nasional bertema "Mengurai Problematika Bangsa dan Solusinya" itu juga dihadiri Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, mantan Ketua Umum PAN Sutrisno Bachir, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli dan tokoh pergerakan Adhie Massardi.

Selaku tuan rumah Din Syamsudin mengatakan, semua masalah bangsa saat ini merupakan keprihatinan kita bersama. Karena itulah pemerintah diharapkan turut serta berdialog dengan semua elemen bangsa. Hal itu untuk mencari upaya pemecahan atas permasalahan bangsa saat ini dan ke depannya.

"Tidak ada suatu pihakpun yang bisa berpretensi menyelesaikan masalah bangsa dengan sendirinya. Bukan pemerintah, bukan partai politik, bukan organisasi masyarakat atau LSM. Tetapi penyelesaian masalah bangsa haruslah diselesaikan dalam kebersamaan, kerjasama dan kemitraan," katanya.

Dialog diawali dengan penyampaian pendapat Taufik Kiemas bahwa Sidang Paripurna MPR 31 Maret lalu menyoroti 4 permasalahan bangsa yakni tentang Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan dan Kebhinekaan Tunggal Ika. Namun masalah kebhinekaan itulah yang tidak mudah diselesaikan.

"Masalah kebhinekaan tidak bisa dianggap sepele karena ini menyangkut perasaan. Kita berapa banyak suku dan untung founding father kita sudah penyiapkan bahwa perbedaan suku, lautan dan segala macam itu sebagai alat pemersatu," ujarnya.

Menurut mantan Wapres Jusuf Kalla, permasalahan bangsa ini karena rakyat kehilangan kepercayaan (trust) kepada pemerintah atau negara. Karena hilangnya trust itulah, kewibawaan pemerintah turut hilang. Akibatnya, kondisi keamanan nasional terganggu.

"Kenapa hilang kewibawaan pemerintahan. Akhirnya kita lihat pertama kali dalam sejarah di republik ini, kembali 10 tahun lalu. Nggak ada negara di dunia yang polisinya mengungsi. Kita polisi mengungsi di kebun rakyat. Biasanya rakyat yang mengungsi, tapi di Sulawesi, polisi sembunyi diserbu rakyat," papar JK.

Adapun menurut Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat, Wiranto, pemerintah seharusnya ada untuk mewakili rakyat. Untuk itu, rakyat perlu memberikan dorongan yang kuat, apalagi elit politik belum bersatu saat ini.

"Pemerintah harus punya kemauan yang sama dengan rakyat, menghilangkan egoisme, dan elit pemerintah harus menyisihkan kepentingan politik," harapnya.

memang benar mau slaturahmi atau cuma konspirasi?positive thinking aja lah yaa...