Diantara banyak jenderal Nazi, Rommel adalah yang paling ternama. Bernama lengkap Erwin Johannes Eugen Rommel, Si Rubah Gurun dilahirkan pada 15 November 1891.
Menjadi anak seorang kepala sekolah, ayahnya ingin agar kelak Rommel dapat mengikuti jejaknya. Kejeniusan Rommel sama sekali tidak nampak kala masih belia. Sebagai kanak-kanak, kondisi fisik Rommel amat lemah dan sering sakit-sakitan.
Sebagai anak sekolah, dia pun bukan masuk golongan menonjol. Di sekolah Rommel hanya melakukan sesuatunya dengan minimum. Menjelang remaja, dia mulai melatih kekuatan dan kebugaran secara berkala. Mulai saat itu kondisi fisiknya mulai kuat dan fit. Akhirnya, dibanding menjadi guru, Rommel memilih masuk dinas tentara.
PD I yang pertama-tama menjadi ajang pembuktian kehebatan Rommel. Pada 17 Januari, Rommel yang memimpin 200 orang prajurit mampu menawan 400 tentara Rumania dalam satu serangan yang terkoordinasi. Selama PD I ini dia juga beberapa kali terluka, mendapatkan penghargaan atas keberaniannya dan pada akhir perang mendapatkan beberapa kali kenaikan pangkat hingga mencapai jenjang kapten.
Salah satu titik balik dalam kehidupan Rommel adalah saat dia menulis buku “Infantry in the Attack”. Buku ini ditulis berdasarkan pengalamannya saat PD I. Rupanya buku ini menarik perhatian Hitler. Mulai dari sini Rommel kemudian menjadi anggota pasukan pengaman pribadi Hitler.
Namun, peristiwa yang menjadikan dia legenda tak lain adalah penunjukannya sebagai Komandan Afrika Korps. Kesatuan ini dibentuk untuk membantu Italia yang terdesak oleh pasukan sekutu di Afrika utara. Di pertempuran-pertempuran gurun inilah Rommel membangun reputasinya sebagai Si Rubah Gurun.
Dari sekian misinya di Afrika, penaklukan Tobruk dianggap sebagai kemenangan terbesar Rommel. Tobruk adalah kota pelabuhan penting yang terletak di tepi Laut Tengah yang masuk wilayah Libya sekarang. Misi penaklukan Tobruk dimulai pada 26 Mei 1942. Rommel berinisiatif lebih dulu melakukan serangan-serangan ke kantong pasukan sekutu.
Pasukan sekutu yang terutama dimotori Inggris bukanlah kekuatan sembarangan. Statistik sebelum penyerbuan menunjukkan bahwa pasukan sekutu unggul dalam jumlah kendaraan lapis baja dengan perbandingan 850 lapis baja milik sekutu berbanding 560 milik Jerman dan Italia.
Dari total 560 ini sekitar 230 adalah milik Italia. Di masa itu, lapis baja buatan Italia terkenal bereputasi payah dan bermutu rendah. Pasukan Italia sendiri menjuluki tank-tank mereka sebagai peti mati bermesin, akibat mudahnya dilumpuhkan oleh lawan.
Penaklukan Tobruk dimulai dengan upaya melumpuhkan Gazala Line, garis pertahanan yang dijaga kuat oleh pasukan Inggris. Setelah Gazala Line roboh, penyerbuan dilanjutkan dengan pendudukan Tobruk. Pada tanggal 20 Juni 1942, akhirnya Tobruk tunduk dibawah Rommel.
Operasi merebut Tobruk menyebabkan kerugian luar biasa di pihak Inggris. Beberapa kesatuan infanteri dan lapis baja yang dimilikinya hancur digilas panser-panser Jerman. Padahal di hitungan kertas, Inggris memiliki modal kekuatan yang lebih besar dibanding penyerbunya.
Di pertempuran ini pula Rommel memperoleh reputasinya sebagai komandan yang cakap. Dia mampu memperoleh loyalitas dan kepercayaan penuh para prajuritnya.
Tidak seperti komandan Inggris yang memimpin peperangan dari garis belakang, Rommel selalu mengarahkan anak buahnya langsung dari garis depan. Dalam pertempuran di gurun, pengenalan komandan atas detil medan tempur menjadi keuntungan tersendiri.
Selain kawan, Rommel juga mendapat penghormatan dari jenderal lawan. Disamping kehebatannya sebagai komandan, dia juga terkenal selalu memperlakukan tawanan dengan baik. Pernah dalam suatu saat, Hitler memerintahkan Rommel membunuh semua tawanan Yahudi, namun Rommel tidak pernah mengindahkan perintah itu.
Atas keberhasilannya menaklukkan Tobruk, dua hari kemudian Hitler mempromosikan Rommel menjadi Field Marshal. Field Marshal adalah pangkat tertinggi dalam AD Jerman dan di usianya yang baru 50 tahun, Rommel merupakan orang termuda yang mampu mencapai jenjang itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar