Minggu, 10 Oktober 2010

tokoh nasinal silaturahmi untuk atasi masalah negeri ini

Sejumlah tokoh nasional melakukan pertemuan silaturahmi untuk membicarakan berbagai masalah bangsa. Silaturahmi itu digagas Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin di kantornya, kawasan Menteng Jakarta Pusat.

Selain Din Syamsuddin, acara dihadiri sejumlah tokoh seperti Ketua MPR Taufiq Kiemas, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua MK Mahfud MD, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Silaturahmi Tokoh Nasional bertema "Mengurai Problematika Bangsa dan Solusinya" itu juga dihadiri Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, mantan Ketua Umum PAN Sutrisno Bachir, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, mantan Menteri Keuangan Rizal Ramli dan tokoh pergerakan Adhie Massardi.

Selaku tuan rumah Din Syamsudin mengatakan, semua masalah bangsa saat ini merupakan keprihatinan kita bersama. Karena itulah pemerintah diharapkan turut serta berdialog dengan semua elemen bangsa. Hal itu untuk mencari upaya pemecahan atas permasalahan bangsa saat ini dan ke depannya.

"Tidak ada suatu pihakpun yang bisa berpretensi menyelesaikan masalah bangsa dengan sendirinya. Bukan pemerintah, bukan partai politik, bukan organisasi masyarakat atau LSM. Tetapi penyelesaian masalah bangsa haruslah diselesaikan dalam kebersamaan, kerjasama dan kemitraan," katanya.

Dialog diawali dengan penyampaian pendapat Taufik Kiemas bahwa Sidang Paripurna MPR 31 Maret lalu menyoroti 4 permasalahan bangsa yakni tentang Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan dan Kebhinekaan Tunggal Ika. Namun masalah kebhinekaan itulah yang tidak mudah diselesaikan.

"Masalah kebhinekaan tidak bisa dianggap sepele karena ini menyangkut perasaan. Kita berapa banyak suku dan untung founding father kita sudah penyiapkan bahwa perbedaan suku, lautan dan segala macam itu sebagai alat pemersatu," ujarnya.

Menurut mantan Wapres Jusuf Kalla, permasalahan bangsa ini karena rakyat kehilangan kepercayaan (trust) kepada pemerintah atau negara. Karena hilangnya trust itulah, kewibawaan pemerintah turut hilang. Akibatnya, kondisi keamanan nasional terganggu.

"Kenapa hilang kewibawaan pemerintahan. Akhirnya kita lihat pertama kali dalam sejarah di republik ini, kembali 10 tahun lalu. Nggak ada negara di dunia yang polisinya mengungsi. Kita polisi mengungsi di kebun rakyat. Biasanya rakyat yang mengungsi, tapi di Sulawesi, polisi sembunyi diserbu rakyat," papar JK.

Adapun menurut Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat, Wiranto, pemerintah seharusnya ada untuk mewakili rakyat. Untuk itu, rakyat perlu memberikan dorongan yang kuat, apalagi elit politik belum bersatu saat ini.

"Pemerintah harus punya kemauan yang sama dengan rakyat, menghilangkan egoisme, dan elit pemerintah harus menyisihkan kepentingan politik," harapnya.

memang benar mau slaturahmi atau cuma konspirasi?positive thinking aja lah yaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar